Populer post

Kamis, 26 Januari 2012

4-koleksi kaset

fhgxhchcgfhjgfhgfchcgfhjhkj
hjkvgghjghjg
xcfghxdhxdhhg
cjngfhjgj

HANTU AMBULAN

Hantu Ambulans 'Penghuni' Bahureksa 15

PDFPrintE-mail
Bookmark and Share
Berbicara mengenai urban legend yang ada di kota bandung saya tertarik untuk mengangkat cerita mengenai hantu ambulance yang “mangkal” di jalan Bahureksa no 15. Tempat ini bagi sebagian orang terutama warga kota bandung tentunya sudah bukan tempat yang asing lagi. Jalan Bahureksa sendiri berada dekat dengan jalan Riau, sarangnya Factory-Factory Outlet.

Jalan Bahureksa merupakan jalan yang menghubungkan jalan Banda dengan jalan Sultan Agung. Di sepanjang jalan berjejer rumah-rumah peninggalan zaman Belanda karena pada masa lalu kawasan ini merupakan kawasan pemukiman Eropa. Di sepanjang jalan ini pula berjejer pohon-pohon besar dan rindang yang cukup meneduhkan. Jalan ini memang bukan jalan utama sehingga volume kendaraan di daerah ini cukup lengang, yaitu hanya pada waktu siang saja. Kendaraan lalu lalang di sini itupun karena terdapat sekolah yang cukup besar di jalan ini. Makanya kalau malam jalanan ini lengang. Sepi.

Alkisah, di jalan ini terdapat sebuah rumah yang cukup populer, dengan trademark mobil ambulans yang selalu terparkir didepannya. Rumah peninggalan zaman kolonial ini selalu diidentikan dengan mobil ambulans yang konon ada ‘penghuni’nya itu. Entah mulai dari sejak kapan mitos ini berkembang. Mobil ambulans yang sudah sejak lama berada di tempat ini kabarnya enggan beranjak dari tempatnya. Benar-benar tidak mau. Aneh? Tentu saja. Beberapa kali mobil ambulans tersebut dipindahkan ke tempat lain dan beberapa kali itu pula mobil ambulans tersebut kembali ke jalan Bahureksa no 15 ini. Bahkan tidak sedikit orang bandung yang (katanya) pernah melihat mobil ini berjalan sendiri tanpa ada pengemudinya pada malam hari.

Tidak ada yang tahu bagaimana jejak Hantu Ambulans itu bermula. Namun dari keterangan (sumber-sumber) yang saya baca, dahulu waktu zaman kolonial rumah ini dihuni oleh keluarga Belanda. Pada suatu hari keluarga ini sedang melakukan perjalanan dan mengalami kecelakaan hingga akhirnya satu keluarga itupun meninggal. Mobil ambulans inilah yang mengantarkan jenazah keluarga Belanda ini dari tempat kecelakaan. Lalu kejadian aneh pun terjadi. Untuk beberapa saat rumah tersebut kosong dan si ambulans berada di tempat lain. Keesokan harinya ambulans itu  sudah berada di depan rumah Bahureksa, tanpa diketahui siapa yang mengantarkannya. Penjaga rumah bingung. Akhirnya dia berinisiatif untuk mengembalikannya ke pihak rumah sakit. Eh ternyata keesokan harinya lagi- lagi mobil ambulans itu lagi-lagi sudah terparkir di halaman rumahnya tanpa diketahui supirnya. Kejadian ini terus berulang-ulang hingga akhirnya sang penjaga rumah memutuskan untuk membiarkan mobil ambulans tersebut terparkir di rumah milik keluarga belanda itu.

Lambat laun cerita mengenai makhluk halus penghuni ambulans itu meluas di masyarakat bandung, cerita ini juga semakin diperkuat dengan pengalaman-pengalaman beberapa orang yang (katanya) sempat mempunyai pengalaman yang aneh dengan kawasan Bahureksa dan tentunya mobil ambulans misterius ini. Saya jadi ingat salah seorang teman kakak saya yang kebetulan bekerja di studio foto terkenal di dekat jalan Bahureksa. Dia mempunyai pengalaman aneh dengan ambulans ini. Ceritanya sepulang kerja sekitar jam setengah 10 malam dia mau menjemput pacarnya yang bekerja di jalan Dago dekat Taman Flexi. Untuk menghemat waktu, dari jalan Banda dia memotong melewati jalan Bahureksa, Perasaan dia ketika itu biasa saja. Tidak ada yang aneh. Lalu secara tiba-tiba perasaannya berubah ketika di pertengahan jalan Bahureksa dia berpapasan dengan ambulas yang sama sekali belum pernah ia lihat. Sungguh berbeda dengan ambulans pada umumnya. Ambulance kuno, begitu kata teman kakak saya itu. Dari luar, dalamnya ambulans kelihatan gelap dan sirine-nya tidak menyala. Setelah beberapa detik adegan berpapasan itu, dia menoleh ke belakang dan dilihatnya ambulance kuno yang beberapa saat tadi melintas berlawanan arah dengannya sekarang sudah tidak ada entah kemana. Dalam kebingungan itu diapun  lalu menancap gas motornya agar segera sampai di tempat kerja pacarnya. Sejak saat itu dia tidak berani lagi untuk melintasi jalan Bahureksa di malam hari.

Ada lagi kejadian aneh yang dialami oleh salah seorang teman saya, jadi sepulang les dari tempat kursus bahasa inggris yang ada di jalan Banda  dia hendak membeli sepatu olah raga di salah satu toko olah raga yang ada di jalan Sultan Agung, karena jaraknya cukup dekat teman saya itu memutuskan untuk berjalan kaki ke Jalan Sultan Agung melewati jalan Bahureksa. Nah, tepat di depan rumah kuno tersebut dia mendengar bunyi klakson mobil yang cukup nyaring. Ketika dia melihat ke arah mobil ambulans yang sedang tertutup terpal, dia langsung berlari sekencang kencangnya, teringat dengan cerita ambulans misterius itu. Keesokan harinya dia bercerita tentang pengalaman anehnya semalam. Yang membuatnya yakin bahwa klakson itu berasal dari mobil ambulans karena tidak ada mobil yang lewat saat dia melintasi rumah tersebut. Mobil yang sedang terparkir disekitar rumah kuno itu juga tidak ada. Yang pasti dia merasa arah bunyi klakson dengan jelas datang dari mobil ambulans yang. Sampai saat ini juga dia heran bagaimana klakson ambulans tersebut berbunyi mengingat mesin-mesin mobil itu sudah diangkat.

Cerita yang berkembang di masyarakat mengenai hantu ambulans ini ternyata menarik perhatian sejumlah sineas Indonesia. Rumor hantu ambulans ini diangkat ke Layar lebar. Tak tanggung-tanggung pembuatan film ini menggandeng mantan Ratu Horror era 70an, Suzzana, untuk menambah kuat aroma mistis pada film ini. Meski tidak terlalu bagus, dari segi cerita dan segi-segi lainnya, film ini membuat cerita mengenai hantu ambulans di jalan Bahureksa no 15 semakin meluas. Tidak saja untuk masyarakat Bandung tapi juga orang-orang luar Bandung. Fenomena ini dimanfaatkan oleh sekelompok orang yang menyewa rumah ini dan kemudian dibuatnya sebuah distro dengan nama “The Ambulance Shop”. Pengunjung distro ini sebagian besar memang datang dengan rasa penasaran terhadap ambulans yang menjadi desas-desus masyarakat entah dari berapa tahun yang lalu.

Cerita–cerita yang berkembang di masyarakat seperti Hantu Nancy penghuni SMA 3, cerita mengenai Patung Pastor Belanda yang ada di Jalan Seram, termasuk cerita hantu ambulans ini adalah fenomena yang terjadi di masyarakat. Cerita-cerita ini biarlah berkembang dengan sendirinya sehingga akan memperkaya cerita yang berkembang di masyarakat, khususnya masyarakat Bandung. Masalah percaya atau tidak kita kembalikan pada masyarakat saja. Oiya, Di Bandung hanya ada 2 buah mobil jenis ambulans Bahureksa. jenis mobilnya Fiat taon 70an. Kita bisa lihat satunya lagi di RS. Gardujati.

cinulang

KabarIndonesia - Selama ini, objek wisata Curug Sindulang yang berlokasi di Desa Tanjungwangi merupakan andalan pariwisata Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung. Karena setiap hari libur, objek wisata yang berjarak sekitar 11 km dari kantor pemerintahan Kecamatan Cicalengka ini selalu banyak dikunjungi wisatawan. Bahkan, tiap musim libur Tahun Baru dan Lebaran, kunjungan wisatawan membludak.
    
“Pada liburan Lebaran kemarin saja, jumlah pengunjung ke objek wisata Curug Sindulang selama seminggu, tidak kurang dari 8.000 orang,” ujar Cucu, seorang petugas tiket.
     
Dengan membludaknya jumlah kunjungan wisatawan, menurut Cucu, maka pengelola objek wisata Curug Sindulang pun mengerahkan sedikitnya 50 orang petugas penjaga. Harga tiket masuk ke objek wisata ini hanya Rp.3.000/orang. “Harga tiket ini cukup murah untuk sebuah kawasan wisata yang sudah terkenal dengan menjanjikan keindahan parorama ala mini,” sambung Ayi, Sekdes Tanjungwangi.
    
Namun sayangnya, menurut Ayi, sampai saat ini objek wisata Curug Sindulang belum tersentuh pembangunan oleh dinas terkait. Padahal target perbulanya pihak pengelola yang saat ini masih di pegang desa harus menyetor ke dinas pariwisata sebesar Rp. 300.000 belum petugas penjaga karcis dan termasuk keamanan lainya serta harus menyetor untuk kas desa.
 
“Setiap bulan, Pemdes Tanjungwangi yang mengelola Curug Sindulanmg harus setor uang ke dinas pariwisata yang sudah di tentukan 300 ribu. Karena itu, kami juga berharap ada perhatian dari dinas terkait untuk menata tempat wisata ini, salah satunya adalah lahan parkir untuk para pengunjung yang belum ada,” jelas Sekdes Tanjungwangi saat berada di lokasi.
   
Sekdes Tanjungwangi menambahkan,  pihak Bapeda sendiri sudah memberi sinyal untuk pengembangan wisata Curug Sindulang. Namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut, dan yang paling sangat di butuhkan saat ini adalah lahan parkir yang di perkirakan anggaran bisa mencapai Rp 150 juta.Untuk hari-hari biasa pengunjung mencapai 300-400 orang yang umumnya membawa kendaraan sehingga membutuhkan lahan parkir yang cukup luas.


Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com
Berita besar hari ini...!!!
Kunjungi segera:
http://www.kabarindonesia.com/
Situ Patengan.

Situ Patengan atau sering disebut juga Situ Patenggang merupakan sebuah danau alam yang indah. Setelah melewati jalan yang meliuk-liuk di area perkebunan teh Ranca Bali selepas objek wisata Kawah Putih dan Ranca Upas, anda akan sampai di danau ini. Situ Patengan bisa dikatakan ujung dari rangkaian objek wisata yang terletak di pegunungan Ranca Bali.


Mengunjungi tempat ini sebaiknya di pagi hari, pantulan cahaya matahari dan sejuknya udara pegunungan akan membuat anda betah berada di tepian danau, anda bisa mencoba bersepeda air dengan pasangan anda, atau menaiki perahu menuju ke Batu Cinta sambil mengelilingi danau dengan tarif sekitar Rp. 15.000 / orang. Di sore hari biasanya kabu tebal turun, susana menjadi gelap dan pandangan tertutup, tetapi danau tetap memberikan sensasi keindahannya.
 


 
Transportasi & Akomodasi.
Situ Patengan berjarak sekitar 47 Km dari pusat kota Bandung, atau berjarak sekitar 5 Km dari lokasi objek wisata Kawah Putih. Lihat peta rute jalan Bandung menuju Kawah putih mungkin bisa membantu anda. Apabila anda ingin menggunakan kendaraan umum, anda harus menuju terminal Ciwidey menggunakan Bus atau Elf dari terminal Leuwi Panjang dengan tarif sekitar Rp. 6.000, kemudian dilanjutkan menggunakan angkot langsung ke pintu masuk Situ Patengan (banyak terdapat di terminal Ciwidey) dengan tarif sekitar Rp.10.000.


Terdapat beberapa hotel yang cukup memadai di sekitar Ciwidey seperti Sindang Reret, Bungalow Kampoeng Strawberry dan penginapan lainnya. Untuk fasilitas yang lebih lengkap, anda bisa mencarinya di kota Bandung. Kami menyarankan anda untuk terlebih dahulu mencari & membooking hotel yang anda inginkan beberapa hari sebelum keberangkatan, anda bisa mencarinya di sini.

Beberapa foto diambil dari Situ Patengan, klik untuk memperbesar.



posting pertama

hallo teman ini adalah postingan pertamaku
dalam blog ini akan diisi catatan-catatan ku ,dan artikel -artikel yang dianggap bermanfaat untuk dibaca